Otomotif

Cara Membaca Data Sheet Oli dan Memilih Oli

Cara membaca data sheet oli dan memilih bagaimana oli yang sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan kantong anda dan tidak lupa sesuai dengan bahan bakar yang tersedia di indonesia …semoga tidak bermanfaat ..amin.

Flash point
Flash point adalah titik nyala/didih oli. Makin besar makin baik. Walaupun tidak sepenuhnya menjadi patokan karena kalor yg dibutuhkan untuk menaikkan titik nyala/didih oli per derajat celcius (istilahnya kalor jenis kalau pada senyawa) di setiap oli berbeda.

Viscosity Index
kemampuan oli mempertahankan kekentalannya terhadap panas. Makin besar makin baik. Namun tidak semua angka besar itu real karena sebagian vendor terutama pada oli2 murah menggunakan VI improver. VI improver ini daya tahannya ga akan sekuat yg memang aslinya VI nya besar.

Kinematic Viscosity
Kekentalan oli pada suhu tertentu. Biasanya dituliskan dua, pada suhu 40°C & 100°C. Suhu 40°C adalah asumsi umumnya ketika baru awal mesin dipanaskan. Sementara 100°C adalah suhu rata2 operasional oli pada saat mesin bekerja.

KV @100°C

Kekentalan oli pada suhu 100°C memiliki aturan baku:

SAE 30 : 9.3 cSt – 12.5 cSt

SAE 40 : 12.5 cSt – 16.3 cSt

SAE 50 : 16.3 cSt – 21.9 cSt

Semakin kecil angkanya semakin encer, semakin mudah mengalir, semakin baik. Semakin kecil angkanya pada standar rentang di atas juga biasanya pertanda based stock nya makin bagus. Lebih jelas soal viscosity secara sederhana bisa baca2 di www.engineeringtoolbox.com/dynamic-absolute-kinematic-visco

KV@40°C
Sebisa mungkin cari angka sekecil mungkin. Semakin kecil angkanya, menjadi salah satu parameter semakin baik melindungi mesin ketika pertama kali distart (parameter lainnya adalah film strength dan kemampuan ngebonding dgn dinding parts).

TBN
Kemampuan oli menetralisir kadar asam di dalam oli. Makin besar makin baik. Tapi kecil pun belum tentu kurang baik, terutama pada oli2 bersertifikat eropa & berharga mahal (umumnya full synthetic vhvi).

NOACK Test
Tingkat penguapan pada pengujian pada suhu 250°C selama 60 menit. Makin kecil angkanya makin bagus. Angka tertera adalah persentase oli yg menguap.

Four Ball Wear Test
Pengujian seberapa kuat molekul oli utk melindungi parts dalam pengujian tertentu (ada 4 bola logam yg diberikan tekanan 40 kg pada 150°C selama 60 menit, 1800 rpm). makin kecil angkanya berarti makin bagus, artinya scratch di ball yg diuji ini makin kecil.

Cold Crank Viscosity
Makin rendah angka suhunya makin bagus, oli makin tidak mudah membeku. Karena kondisi suhu udara, cuaca, dan iklim yg umumnya cenderung stabil di Indonesia, fungsinya untuk kendaraan di Indonesia lebih ke pemahaman bahwa yang menggunakan oli dgn CCV yg kecil tdk perlu memanaskan mesin.

TEOST Test
Test untuk menghitung deposit (kotoran) oli setelah olinya disiksa. Makin kecil makin bagus, artinya makin sedikit soot (kotoran) nya.

Pour Point
Titik mulai membeku. Penjelasan mengenai fungsinya sama dengan cold crank viscosity.

Density
Adalah massa/volume. Makin kecil makin baik, makin enteng, makin mudah mengalir (walaupun bukan satu2nya aspek, aspek lain yg lebih penting adalah kinematic viscosity). Namun, rata2 oli selisih angka density-nya tidak signifikan dalam penggunaan sehari-hari, berkisar di angka 0,8 sekian. Jadi bisa diabaikan juga sebenarnya ,kecuali pada yang sering high rpm, makin kecil makin bagus.

HTHS (High Temperature High Shear)
Makin besar angkanya makin baik dalam hal proteksi, tapi makin kurang licin. HTHS merujuk pada kemampuan oli mempertahankan kekentalannya pada suhu pengujian yang ekstrim (150°C). Umumnya angka HTHS berkisar antara 2,7-6. Setiap rentang SAE punya rentang standar HTHS nya masing2 (seperti angka kinematic viscosity 100°C pada masing2 SAE).

Otomotif

Merawat mobil Chevy Spin

Sharing for today.
Belajar dari Twin-Otter Bluebooks.
Ternyata memelihara pesawat supaya gak mogok di udara gak susah2 amit.
Cukup identifikasi, sediakan Tactical-Sparepart dan lakukan Turn-around dgn interval tertentu secara bergiliran.
Satu part terpasang dan dipakai, sedangkan part lainnya di rekondisi utk dipakai berulang2.

Dari pengalaman mobil2 sebelumnya, cuma ada 4 part di Chevy Spin yg bisa dikatagorikan sbg tactical-parts. Part yg jika terjadi kerusakan, tanpa ampun pesawat akan jatuh di tengah hutan.
Tactical part di Chevy Spin:

1. Motor Fan Radiator. Setiap 2 thn (40rb km) di gilir part cadangan. Sementara fan yg berumur bisa di rekondisi ganti bushing/bearing & carbonbrush ke tukang dinamo.
2. Alternator. Setiap 5 thn (100rb km) di gilir pakai. Sementara yg lama di rekondisi ganti bearing & carbon brush di tukang dinamo.
3. Fuel pump. Setiap 5 thn (100rb km) diganti motor fuel-pump saja. Motor FP gak bisa direkondisi. Cuma bisa di lembiru. Hgr nya relatif murah.
4. Sensor CKP (Crankshaft position). Ini induk dari timing pembakaran mesin. Diganti tiap 7000 jam pemakaian. Misal rata2 pemakaian mobil 1 hari 3 jam. Berarti ganti CKP setiap 6thn sekali.

Part & sensor2 lain umumnya sebelum rusak memberikan indikasi performa yg melemah. Dan bisa diidentifikasi saat service berkala.
Selalu dimonitor juga tegangan alternator, tidak boleh lebih 16volt. Jika lebih ada indikasi IC alternator rusak, bisa merambat merusak komponen elektrikal yg lain.

https://www.facebook.com/groups/ChevySpinIndonesiaOwners/permalink/741893339350658/?pnref=story

Otomotif

Teori Dasar Oli

Teori Dasar Oli di sini untuk memberikan gambaran tentang apa itu oli dan bagaimana oli dibuat.

Klasifikasi:

1. Base Oil

A.  Mineral

Base Oil Group I Solvent Refined Mineral base oil didapat melalui proses sederhana penyulingan minyak mentah berkualitas standar yang merupakan campuran dari beberapa rantai hidrokarbon yang tidak seragam. (Kuning keruh)

Base Oil Group II mulai menggunakan hidrogen untuk menyeragamkan susunan molekul hidrokarbon dan untuk mengurangi pengotor seperti nitrogen, sulfur, oksigen dan logam berat lainnya. (bening agak keruh)

Base Oil Hydrocracking hampir sama dengan Base Oil Group II tapi di sini dibarengi dengan penerapan temperatur dan tekanan yang ekstrim dan penggunaan katalis untuk mengubah molekul aromatik menjadi parafin yang seragam.

Base Oil Group III adalah kelanjutan penyulingan dari base oil hydrocracking dengan meminimalisir kembali nitrogen, sulfur, oksigen, wax dan logam berat lainnya hingga menjadi isoparafin dan sering disebut parafnic base oil. (bening)

Group III adalah mineral base oil terbaik dan sering disebut sebagai semi-synthetic karena ada sedikit penambahan base oil synthetic untuk menguatkan beberapa karakteristik dari mineral base oil tersebut.

B. Synthetic

Base Oil Group IV adalah termasuk dalam synthetic base oil di mana base oil ini didapat dari hasil proses kimia sehingga menghasilkan base oil yg bebas dari sulfur, oksigen, logam-logam berat dan lain-lain. Yang paling terkenal dalam group ini adalah Poly Alpha Olefins (PAO). Jika ditambahkan additive maka akan menghasilkan oli dengan ikatan kimia yang sangat seragam dan penguatan sifat-sifat base oil yang optimal. (bening)

Base Oil Group V adalah base oil tingkat tertinggi di mana sering orang menyebutnya fully synthetic yang sebenarnya hanya base oil ester yang fully synthetic karena semua base oil synthetic selain ester masih memerlukan base oil mineral walaupun hanya sedikit sebagai pelarut additive-nya. Base oil synthetic akan menggumpal jika langsung dicampur dengan additive. Biasanya pula, base oil group V ini tidak digunakan sebagai base oil tapi lebih sebagai additive untuk base oil lainnya. Yang termasuk group V ini antara lain alkylated Naphthalene, ester, poly-alkylene glycol, silicon, polybutane.

2. Additive

Additive dibutuhkan untuk meningkatkan salah satu atau beberapa sifat base oil dan mempartahankan sifat base oil lainnya agar performa dan unjuk kerja base oil dapat sesuai yang dibutuhkan.

A.  Main Additive

Anti foam, fungsi : meminimalisir terjadinya gelembung udara yang timbul akibat kerja piston, sehingga oksidasi dan kontak antar metal secara langsung juga dapat diminimalisir.

Anti Oxidant, fungsi : mencegah reaksi berantai proses oksidasi yang dapat berakibat menebalnya lapisan pelumas secara berlebih dan berpotensi terjadinya sludge (endapan).

Anti Wear, : mencegah panas berlebih yang timbul akibat gesekan antar permukaan metal karena akselerasi dan deselerasi serta beban berat terhadap kinerja mesin.

Corrosion & rush inhibitor, fungsi : mencegah kerusakan permukaan metal dan karat yang mungkin timbul akibat reaksi acid (asam) ataupun oksidasi udara.

Detergent, fungsi : mencegah terjadinya kontaminasi pelumas dari sisa pembakaran dan mempertahankan permukaan metal tetap bersih.

Dispersant, fungsi : menetralisir sisa pembakaran yang bersifat kontaminasi sehingga dapat meminimalisir meningkatnya kekentalan pelumas dan terbentuknya sludge serta oksidasi.

Friction modifier, fungsi : meningkatkan kinerja pelumasan pada permukaan metal yang bergerak sehingga gesekan yang bersifat abrasi dan noise dapat diminimalisir.

Pour point depressants, fungsi : membantu stabilisasi kekentalan pelumas pada temperatur sangat rendah, sehingga pelumas tidak mengental/membeku serta timbulnya wax yang dapat menghambat flow pelumas dapat diminimalisir.

TBN, fungsi : menetralisir sifat asam yang mungkin timbul akibat kinerja pelumasan pada temperatur tinggi ataupun persenyawaan zat pembakar.

B.  Viscosity Index Improver

Berfungsi untuk memperlambat penurunan viskositas akibat naiknya temperatur suhu sebagai dampak kinerja mesin yang optimal, sehingga viskositas pelumas jadi lebih stabil.

C.    Oil Flow Improver

Berfungsi untuk membantu laju alir pelumas menjadi lebih cepat, sehingga kontak antar metal secara langsung dapat diminimalisir, terutama pada saat start awal mesin.

Catatan

  • Setiap oli terdiri dari bahan mineral dan synthetic.
  • SI, mineral > 60% = mineral; synthetic >60% = synthetic. SNI 30%
  • Group I adalah solvent atau pelarut yang biasanya digunakan sebagai pelarut antara base oil dengan additive.
  • Group V biasanya digunakan sebagai additive.
  • Engine oil 80%-85% Base Oil; 15%-20% paket additive.
  • Others Oil 85%-99% Base Oil; 1%-15% paket additive.

Uraian tersebut di atas jelas memperlihatkan bahwa base oil dan additives merupakan suatu paket yang tidak dapat dipisahkan untuk mencapai hasil pelumasan optimal.

Otomotif

Apa Guna Overdrive Gear dan Tombol O/D pada Tuas Transmisi serta Indikator O/D Off ?

Info MOTUBA
Sebelum membaca alangkah baiknya melihat gambar-gambar dan caption yang disertakan.

Apa Guna Overdrive Gear dan Tombol O/D pada Tuas Transmisi serta Indikator O/D Off ?
==================================

Pada mobil kita, ada yang dinamakan transmisi otomatis dan transmisi manual.

Manual 5 speed ada 1-2-3-4-5-R
Matic 4 Speed adanya cuman PRN -> D-2-1 atau L
Logika saja… 3 nya kemana… O/D Off lah jawabannya.

Djaman Dahoeloe Kala, pabrikan memberi 1 speed tambahan utk turunkan RPM saat cruising di jalan panjang. Masih ingat Kijang 4 speed dan berikutnya menjadi 5speed? Gigi ke 5 atau terakhir itulah yang dinamakan OverDrive gear. Disingkat menjadi OD. Sehingga, O/D off artinya mematikan gigi tertinggi

Apa guna Tuas D – 2 – 1 pada kendaraan dengan transmisi otomatis?
Dan apa pula itu tombol O/D dan Indikator OD Off pada Instrumen?
Itu adalah gear maksimum yang diperbolehkan oleh ECU atau mekanikal valve pada Transmisi AT.

D = 1-2-3-4
D+OD off indikator menyala pada dasbor = 1-2-3
2 = 1-2
L / 1 = 1
OD Off hanya berfungsi Pada Selector Gear D. Selebihnya tidak berfungsi.

Menjawab pertanyaan yang sering dibahas, mengapa begitu OD off Indikator menyala pada dasbor, tenaga lebih enak dan bisa digunakan untuk menyalip…

Saya akan jelaskan mengapa full gear 4 speed ga bisa lebih kencang drpd hanya gunakan 3 speed (indikato O/D off menyala di dasbor).
Perbandingan gear 1 adalah yg terkasar, maka dari itu dia akan mudah naik tetapi speed pelan. Itu mengapa gear 1 dgunakan untuk menanjak/menurun maksimum.
Naik gear 2 untuk meningkatkan speed kendaraan.
Kemudian naik lagi gear 3.

Mengapa speed bisa naik tetapi rpm tetap sama?
Misal :

1 – 3000rpm – 30kmh
2 – 3000rpm – 60kmh
3 – 3000rpm – 100kmh

Itu karena perbandingan gear makin halus. Itulah mengapa diciptakan transmisi dan perbandingan rasio gigi. Pada gear paling tinggi… 4, 5, atau 6 speed pada manual atau automatik 4/5/6 gigi, biasanya sudah diberikan rasio gigi yang digunakan untuk efisiensi bbm. Ingat, 1 rpm, rotasi per menit, akan membuat seluruh sistem berputar 1 putaran. Contoh :

1 putaran -> intake – kompresi – kombustio/pembakaran – exhaust

Anggap saja 1 putaran menggunakan 1 unit.
Intake 1 unit udara + 1 unit bensin
Lalu piston naik (kompresi meningkat)
Kombustio (busi memercik api) lalu bensin dengan segala macam RON nya akan terbakar
Exhaust hasil ini tadi akan dibuang melalui sistem exhaust yaitu catalytic converter yang lalu dilanjut ke knalpot dan seterusnya menjadi gas buang.

Bila 1rpm menggunakan 1 unit, maka 3000rpm menggunakan 3000unit bbm. Tentunya semua akan menanyakan pertanyaan sejuta umat atas sebuah mobil… Yaitu “Bensin nya 1L berapa KM yaa? Boros gak?…” Dan sebagainya

Bayangkan bila anda konstan 60kmh di tol dengan kondisi :
Gear 1 di 7000rpm

Gear 2 di 4000rpm

Gear 3 di 3000rpm

Gear 4 di 2000rpm

Tentunya anda ingin irit bukan?
Oleh karena itu… Diciptakan lah yang dinamakan sistem overdrive. Penambahan 1 GEAR RATIO dengan TUJUAN Efisiensi.

Itulah mengapa… Penggunaan maksimum yang dirasa enak dan sanggup mengail tenaga maksimum terbatasi pada Gear 3 (OD Off indikator menyala pada dasbor) akan membuat tenaga terasa menyalak dan menghentak tiba-tiba.
Bila ada yang berkata bahwa dengan D mobil hanya bisa masuk 160kmh tetapi bila OD Off indikator menyala pada dasbor jadi bisa 170-190kmh….
Itu karena Gear 4 ditujukan untuk efisiensi, oleh karena itulah mengapa 3speed terasa makin kencang, karena masuk gear 4 rasio giginya terlalu berat untuk dikail tenaganya oleh mobil anda… Lha wong memang tujuannya untuk efisiensi.

Beda cerita bila mengganti mesin dengan 5.0L V8 misalnya pada kendaraan kita tanpa mengganti rasio gigi transmisi, saya yakin gear 4 mau speed mentok juga boleh jadi mudah tercapai.
Itulah mengapa juga, Kalah irit dengan AT 5speed, dan juga CVT yang punya rasio fixed, tetapi lebih variable sehingga dapat menciptakan rentang rasio yang cukup tarikan di kecepatan rendah dan di kecepatan yang lebih tinggi dapat menurun rpm lebih lebih rendah daripada geared conventional AT.

=============================
Semoga dapat memperjelas semuanya… Happy driving, keep safe.

 

https://www.facebook.com/groups/100556436766949/permalink/1029159320573318/